Betulkah Allah Sang Khalik telah menghalalkan babi dan binatang haram lainnya untuk dimakan oleh manusia ciptaan-Nya seperti yang sekarang diyakini oleh kebanyakan orang Kristen?
Kebanyakan Pendeta, Majelis, Diakon/Diakones/Presbyter/Penatua/Samas
dan miliaran
orang Kristen mengatakan babi sudah halal dimakan tetapi Alkitab mengatakan bahwa babi dan binatang haram lainnya tetap
haram! Pendapat yang mengatakan bahwa babi halal dimakan adalah pendapat yang
sangat keliru dan bertentangan dengan firman Tuhan yang kekal dalam Alkitab. Babi tetap haram sampai selama-lamanya karena
babi tetap tidak memamah biak (Imamat 11:7). Firman Allah tetap kekal (tidak berubah)
sampai selama-lamanya (Mazmur 89:35; Ulangan 4:2 dan Matius 5:17-19). Ingat, tidak
semua orang Kristen makan daging babi dan daging binatang haram. Mereka yang
tidak makan daging babi dan daging binatang haram lainnya lebih taat kepada
perintah/Firman Allah daripada ajaran manusia yang menganggap babi dan binatang
haram lainnya sudah halal. Apa rencana Allah bagi tubuh kita sehingga Dia
melarang kita untuk makan daging binatang haram, seperti babi, dll?.
Hanya
ada satu cara untuk mengetahui apa yang baik untuk tubuh yang rumit ini, yaitu
dengan meminta petunjuk dari Pencipta sendiri. Hanya pembuatnyalah yang
memiliki petunjuk pemakaian barang yang terbaik untuk produknya. Pembuat mobil
selalu menyediakan petunjuk pemeliharaan mobil dalam manual booknya termasuk bahan bakar, suku cadang, dan pelumas yang
harus digunakan supaya mobil tidak mudah rusak.
Pada
saat Tuhan membuat tubuh anda dan saya, Ia juga membuat petunjuk pemakaian yang
khusus termasuk bahan bakar (makanan yang tepat) dan pemeliharaannya (Crews
2006, hlm 13). Seorang ahli nutrisi makanan ternak tahu bagaimana formulasi
makanan yang tepat agar seekor ternak dapat tumbuh sehat. Apalagi Allah, Dia lebih
tahu makanan apa yang baik bagi manusia karena manusia adalah ciptaan-Nya
sehingga Dia peduli akan makanan yang kita makan agar kita tumbuh sehat dan
tidak berpenyakit dan bahkan
agar kita kudus (Imamat 11:44,45; I
Petrus 1:16). Rasul Paulus berkata: “Tidak tahukah kamu,
bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada
orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab
bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu” (I Korintus 3:16-17). Karena kita
adalah bait Allah, maka kita harus menjaganya agar tidak dinajiskan oleh daging
binatang haram (unclean animal, Alkitab Bahasa Inggris KJV, CEV, TEV) atau
binatang yang tidak bersih atau kotor seperti
babi, kelinci, unta, burung unta, marmot, ikan patin. Ikan lele, belut,
udang, burung hantu, bangau, tikus, ular, dll. Selain itu kita juga harus
menjaga tubuh kita dari pemakaian bahan-bahan yang membahayakan kesehatan
seperti narkoba, minuman keras (alkohol) seperti Sopi, Laru, Moke, Minuman
Keras Cap Tikus, bir, sirih pinang, rokok lainnya, dll.
Allah melarang kita
makan daging babi (Imamat 11:7) karena babi tidak memamah biak. Sampai sekarang
babi tetap tidak memamah biak. Jika Allah mengubah firman-Nya untuk menghalalkan daging babi
sedangkan babi masih memamah biak sampai saat ini, itu berarti Allah berdusta
dengan firman-Nya. Jika Allah
telah menghalalkan babi untuk dimakan maka tentunya Dia akan mengubah babi
menjadi seekor binatang yang memamah biak seperti halnya dengan domba, kambing,
kerbau, lembu, sapi,dll sehingga kita sebagai umat-Nya tidak akan ragu-ragu
memakan binatang-binatang itu. Tetapi Allah tidak akan melakukannya.Mengapa?
Karena perintah melarang makan binatang haram diucapkan langsung oleh Allah
kepada Musa dan Harun untuk diteruskan kepada umat Israel dan semua manusia
(Imamat 11:1,2). Apa yang keluar darin bibir Allah tidak akan diubah-Nya
(Mazmur 89:35 dan Ulangan 4:2). Kalau kita bertanya kepada
seorang ahli peternakan atau seorang dokter hewan atau kita mengamati sendiri apakah
babi memamah biak sekarang atau tidak, tentu kita akan melihat kenyataan bahwa
sampai sekarang babi tidak memamah biak. Allah tidak mungkin berdusta dengan menghalalkan babi untuk
dimakan padahal alasan babi haram tidak dirubah-Nya.
Manusia
termasuk para pendeta, majelis dan para pemimpin agama lainnya bisa saja keliru
memahami
firman Tuhan sehingga mereka melenceng dari kebenaran (Firman Tuhan) dan ada
kemungkinan mereka keliru mengajarkan firman Tuhan tentang binatang yang haram dan
halal kepada umat/jemaat. Ingat, Akitab tidak akan pernah keliru karena berisi Firman Tuhan
tetapi manusia termasuk pemimpin agama bisa keliru memahami firman Tuhan.
Contoh, para ahli Taurat pada zaman Tuhan Yesus sering mengutamakan
tradisi/adat isitiadat daripada perintah Allah (Markus 7:7-9). Kebanyakan para
ahli Alkitab sekarang pun tidak ubahnya seperti ahli Taurat yang mengabaikan
perintah Tuhan demi memuaskan hati mereka. Misalnya, Allah melarang umat-Nya makan
daging binatang haram seperti babi, dll tetapi mereka mengajar umat dengan
berbagai dalih dan alasan sehingga perintah Allah khususnya yang mengatur
binatang yang haram dan halal telah diabaikan oleh banyak umat Kristen. Dengan
demikian umat menjadi berdosa karena mendapat ajaran yang salah.
Pendeta Yohanes V.
Doloksaribu, S.Th, MA
adalah salah seorang yang konsisten pada firman Tuhan dalam Alkitab dan tidak mempertentangkan ayat-ayat
dalam Alkitab dari Kejadian (PL) sampai kitab Wahyu (PB) menjelaskan kepada
kita tentang ayat-ayat yang telah disalahmengerti oleh mayoritas umat Kristen
dan pembaca Alkitab lainnya di seluruh dunia yang menganggap bahwa perintah
Allah tentang larangan memakan daging binatang haram (unclean animal) seperti
babi, dll sudah tidak berlaku lagi sekarang. Berikut ini adalah ayat-ayat
firman Allah dalam Alkitab khususnya dalam Perjanjian Baru yang disalahmengerti
umat Kristen untuk makan daging binatang haram seperti babi, dll:
1
Timotius 4:4
“Karena semua yang diciptakan Allah itu
baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur.”
Sepintas,
sepertinya ayat ini menguatkan pendapat sebagian orang yang mengatakan, “segala
sesuatu dapat dimakan karena tidak ada yang haram.” Sering pelajar Alkitab
dibingungkan oleh ayat ini tetapi oleh tuntunan Roh Kudus, pelajar Alkitab yang
sungguh-sungguh akan mengerti segala maksud Tuhan bagi umat-Nya
Manakala kita membaca
tulisan-tulisan dari hamba Tuhan rasul Paulus, kita sangat perlu merenungkan
sejenak apa yang dikatakan oleh rasul Petrus dalam suratnya, 2 Petrus 3:16,
“... dalam surat-suratnya (rasul Paulus)
itu, ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak
memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan
bagi mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan
yang lain.”
Rasul Petrus,
seorang rasul yang besar, ketika dia membaca tulisan-tulisan Paulus, mengatakan
bahwa, “ ada hal-hal yang sukar dipahami”.
Oleh sebab itu, marilah kita memohon kuasa Roh Kudus, hikmat dari Tuhan, agar
kita dimampukan untuk mengerti hal-hal yang sukar dipahami tersebut.
Dalam
mempelajari Alkitab, kita tidak boleh membahas satu ayat saja tanpa
menghubungkannya dengan ayat-ayat yang lain. Dengan kata lain, biarlah Alkitab
itu yang menerangkan dirinya sendiri (Alkitab itu sendiri). Karena ayat-ayat di
dalam Alkitab saling berkaitan dan saling mendukung. Tidak ada yang saling
bertentangan.
Mari kita mulai
membacanya dari ayat yang pertama (1 Timotius 4:1, “ Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada
orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.”
Apakah ajaran penyesat dan ajaran setan-setan tersebut? Mari kita lanjutkan
pada ayatnya yang ketiga, “Mereka itu
melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya
dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah
mengenal kebenaran.”
Ajarannya adalah:
1.
Mereka melarang orang kawin
2. Mereka
melarang orang memakan makanan yang diciptakan Allah
Ada sebagian
ajaran keagamaan yang mengharuskan pemimpin agamanya untuk tidak kawin. Alkitab
dengan tegas mengatakan bahwa, “Tidak baik jika manusia itu seorang sendiri
saja”, Allah memberi perintah agar manusia itu kawin dan “beranak cuculah dan bertambah banyak” (Kejadian 1: 28). Dengan
demikian ajaran yang melarang orang untuk kawin adalah bertentangan dengan
ajaran Alkitab.
Kita lanjutkan
membaca ayat yang ketiga “Melarang orang
memakan makanan yang diciptakan Allah.” Kita perlu mengetahui dengan jelas
mengenai “ MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH. Kalimat ini diterjemahkan dari bahasa
asli Alkitab Perjanjian Baru, yaitu bahasa Yunani, dari kata broomátoon1, yang berarti
semua makanan yang diciptakan Allah. Makanan yang diciptakan Allah, apakah itu?
Ada tiga kelas
makanan manusia.
1.
Kelas
pertama
adalah buah-buahan dan biji-bijian
(Kejadian
1:29, “berfirmanlah Allah: ’lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah yang menjadi makananmu.’” Ini adalah makanan kelas
pertama, kelas utama dari makanan yang diciptakan Allah untuk dikonsumsi oleh
manusia. Makanan manusia waktu di Taman Eden sebelum jatuh ke dalam dosa adalah
buah-buahan dan biji-bijian.
2.
Kelas kedua adalah
tumbuh-tumbuhan dan sayur-sayuran
Kejadian
3:18, “semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan
tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makanan bagimu.” Tumbuh-tumbuhan dan
sayur-sayuran adalah sebagai tambahan makanan setelah manusia jatuh ke dalam
dosa.
3.
Kelas ketiga adalah
daging
Kejadian
9:3, “ segala yang bergerak yang hidup akan menjadi makananmu. Aku telah
memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. Ini adalah
makanan kelas ketiga yaitu daging yang
diizinkan Allah untuk dimakan setelah air bah karena tidak ada lagi
tumbuh-tumbuhan.
Makanan manusia
berubah dari yang tidak bergerak (tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, buah-buahan
dan biji-bijian) menjadi yang bergerak (binatang-binatang). Mengenai sayur-sayuran,
buah-buahan dan biji-bijian, tidak dipersoalkan apakah itu bisa dimakan atau
tidak bisa dimakan. Tetapi mengenai binatang, sangat banyak diperbincangkan
orang. Yang sangat penting kita tanyakan adalah, “apakah semua binatang itu
adalah “ makanan yang diciptakan Allah” apakah semua binatang itu diizinkan
Allah untuk dimakan?”
Tidak semua
buah-buahan dan biji-bijian itu menjadi makanan, demikian juga halnya dengan tumbuh-tumbuhan.
Manusia mencoba terlebih dahulu, kalau enak mereka akan memakannya; tetapi
kalau tidak enak, maka mereka tidak akan memakannya lagi. Tetapi mengenai
binatang, ada peraturannya; karena Tuhan telah memberikan ketentuan yang sangat
jelas tentang hal itu.
Mari kita
membacanya dalam Kitab Imamat 11 dan Ulangan 14 . Di dalam kedua pasal tersebut
dijelaskan mana binatang yang boleh dimakan (makanan) dan mana yang tidak boleh
dimakan (bukan makanan). Dalam Imamat 11:2 dikatakan, “inilah binatang yang
boleh kamu makan” sedangkan dalam Imamat 11:4 dikatakan, “inilah binatang yang
tidak boleh kamu makan.” Makanan yang diciptakan Allah selalu diawali dengan
kalimat “inilah binatang yang boleh kamu makan.”Sedangkan yang diawali dengan
kalimat, “inilah binatang yang tidak boleh kamu makan, “ bukan makanan. Jadi
dari semua binatang yang diciptakan Allah ada yang menjadi makanan dan ada yang
bukan makanan. Untuk lebih jelasnya mari kita buat pengelompokannya agar kita lebih
mengerti tentang hal ini. Makanan yang boleh dimakan adalah makanan yang
diciptakan Allah, ini adalah binatang yang halal. Sedangkan binatang yang
kepadanya Allah mengatakan untuk tidak boleh dimakan adalah bukan makanan dan
ini tergolong binatang yang haram.
1.
Binatang berkaki empat (Imamat 11:2-8)
11:2
Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh
kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi.
11:3 Setiap
binatang yang berkuku belah yaitu yang kukunya bersela panjang dan yang memamah
biak boleh kamu makan
11:4 tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari
yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah
biak, tetapi tidak berkuku belah; haram
itu bagimu
11:5 Juga pelanduk karena memang memamah biak,
tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
11:6 Juga kelinci, karena memang memamah biak tetapi
tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
11:7 demikian juga babi hutan karena memang berkuku
belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu
bagimu
11:8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu
makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh;
haram semuanya itu bagimu.
Binatang yang boleh dimakan (halal)
dari jenis berkaki empat, yaitu yang
berkuku belah dan memamah biak
(ayat 3). Kalau binatang itu hanya memenuhi salah satu dari dua syarat
tersebut, maka binatang itu tidak halal, melainkan haram. Contoh binatang yang
halal: sapi, kerbau, kambing, rusa, dan sebagainya.
Contoh binatang
yang haram:
v Unta,
memamah biak tetapi tidak berkuku belah
v Pelanduk,
memamah biak tapi tidak berkuku belah
v Anjing,
berkuku belah tapi tidak memamah biak
v Khusus
mengenai babi dan tikus serta binatang haram lainnya, dengarkanlah firman Tuhan
yang tertulis di dalam Yesaya 66:15-17
Ayat 15. “ Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang
dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan
murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
Ayat 16. “Sebab TUHAN akan menghukum segala yang
hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh
TUHAN akan banyak jumlahnya.
Ayat 17. “Mereka yang menguduskan dan mentahirkan
dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di
tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta
tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN.”
Alkitab menasehatkan kita agar tidak
memakan semua binatang haram (yang bukan makanan) termasuk babi dan tikus,
jangan pernah mencoba untuk memakannya dan kalau kita sudah terlanjur
memakannya maka setelah mendengar firman Tuhan pada saat ini, hendaklah kita
meninggalkan kebiasaan kita tersebut. Dengarlah firman Tuhan tentang binatang
yang haram yang tidak boleh kita makan.
2. Binatang yang hidup di dalam air (Imamat
11:9-12)
11:9
Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air: segala yang
bersirip dan bersisik di dalam air, di dalam lautan, dan di dalam sungai,
itulah semuanya yang boleh kamu makan.
11:10 Tetapi segala yang tidak bersirip atau
bersisik di dalam lautan dan di dalam sungai, dari segala yang berkeriapan di
dalam air dan dari segala makhluk hidup yang ada di dalam air, semuanya itu
kejijikan bagimu.
11:11 Sesungguhnya haruslah semuanya itu kejijikan
bagimu; dagingnya janganlah kamu makan, dan bangkainya haruslah kamu jijikkan.
11:12 Segala yang tidak bersirip dan tidak bersisik
di dalam air, adalah kejijikan bagimu.
Allah berfirman bahwa dari segala binatang yang hidup di dalam air,
hanya yang bersirip dan bersisik
(ayat 9) sajalah yang boleh kamu makan. Karena binatang yang bersirip dan
bersisik itu sajalah yang halal, selebihnya haram, tidak boleh dimakan. Apa-apa
saja binatang yang halal dan haram tersebut?
Binatang
yang halal: ikan mas, ikan mujair, ikan gabus, ikan tongkol, dan sebagainya.
Binatang yang haram:
v Udang,
bersisik tapi tidak bersirip
v Ikan
patin, bersirip tetapi tidak bersisik
v Kepiting
v Cumi-cumi
v Ikan
lele
v Belut,
dsb
3.
Unggas (Imamat 11:13-23)
11:13 Inilah yang harus kamu jijikkan dari
burung-burung, janganlah dimakan, karena semuanya itu adalah kejijikan: burung
rajawali, ering janggut dan elang laut;
11:14 elang
merah dan elang hitam menurut jenisnya;
11:15 setiap
burung gagak menurut jenisnya;
11:16 burung
unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya;
11:17 burung
pungguk, burung dendang air dan burung hantu besar;
11:18 burung
hantu putih, burung undan, burung ering;
11:19 burung
ranggung, bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar.
11:20 Segala binatang yang merayap dan bersayap dan
berjalan dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu.
11:21 Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari
segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat
kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di
atas tanah.
11:22 Inilah yang boleh kamu makan dari antaranya:
belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang gambar menurut
jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-belalang padi
menurut jenisnya.
11:23 Selainnya segala binatang yang merayap dan
bersayap dan yang berkaki empat adalah kejijikan bagimu.
Apakah semua unggas dapat dimakan?
Tentu saja tidak. Kita tidak boleh memakan segala jenis unggas, karena ada
unggas yang halal, juga ada unggas yang haram. Ciri-ciri dari unggas yang
halal, yang boleh dimakan adalah “mempunyai
paha” di sebelah atas kakinya” (ayat
21). Jadi yang memiliki paha boleh kita makan karena itu halal; sedangkan yang
tidak memiliki paha tidak boleh dimakan, karena itu haram.
Unggas yang
halal: ayam, bebek, entok, merpati, dan sebagainya.
Unggas yang
haram: bangau, burung hantu, elang, dan sebagainya
4.
Binatang merayap
Imamat 11:23, “Selainnya segala
binatang yang merayap dan bersayap dan yang berkaki empat adalah kejijikan
bagimu.” Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa segala binatang yang merayap
adalah kejijikan (haram) bagi manusia.
Contoh:
Ular, komodo,
cecak, kadal, biawak, dsb
Sekarang kita
sudah mengetahui dengan jelas bahwa
tidak ada makanan yang diciptakan Allah itu yang haram, karena yang haram itu
bukan makanan yang diciptakan Allah untuk dikonsumsi oleh manusia. Dan kita
juga dapat mengerti dengan jelas, mengapa rasul Paulus menulis dalam 1 Timotius
4:4, “karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang
haram jika diterima dengan ucapan syukur,”
Ayat keempat ini
adalah sambungan dari ayat yang ketiga, yang membicarakan tentang makanan yang
diciptakan Allah.
Rasul Paulus dengan tegas mengatakan
bahwa MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH ITU
TIDAK ADA YANG HARAM. Dalam ayat ini, rasul Paulus ingin memberitahukan
sesuatu yang akan datang, bila itu pada hari-hari terakhir (ayat 1), agar umat
Tuhan mewaspadainya. Jadi, jika ada ajaran yang melarang kita untuk memakan
makanan yang diciptakan Allah (contoh: sapi tidak boleh dimakan karena keramat,
atau tidak boleh memakan daging pada hari-hari tertentu karena itu adalah
tantangan dari daging tersebut atau ada lagi di suatu daerah yang melarang
orang untuk memakan satu jenis ikan yang
dianggap keramat” ingatlah bahwa itu adalah ajaran sesat, ajaran yang tidak
berasal dari Alkitab karena rasul Paulus telah terlebih dahulu memperingatkan
tentang hal itu. Di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan di sebuah telaga di Tilanga
hidup sejenis ikan yang mereka sebut masapi.
Ikan itu kepalanya mirip ular, tapi badannya mirip ikan gabus. Panjang
normalnya adalah 75 cm sampai 1 meter. Tapi induk ikannya, atau rajanya, lebih dari satu meter dan diameter tubuhnya
hampir sebesar paha manusia dewasa. Mereka mengatakan bahwa itu adalah ikan keramat,
ikan tetesan dewa. Jangan pernah menangkapnya apalagi memakannya. Ini juga
adalah ajaran sesat yang rasul Paulus telah nasehatkan sebelumnya. Selagi
binatang itu halal itu diciptakan Allah untuk menjadi makanan. Mari kita baca
ayat selanjutnya (ayat 5) “sebab semuanya
itu dikuduskan oleh Firman Allah dan oleh doa.” Untuk lebih lengkapnya mari
kita baca mulai dari ayat 4, “karena semua yang diciptakan Allah (makanan yang
diciptakan Allah, binatang yang halal) itu baik suatupun tidak ada yang haram
jika diterima dengan ucapan syukur sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman
Allah dan oleh doa”.
Semua makanan
yang dimakan oleh umat Tuhan harus dikuduskan oleh firman dan oleh doa.
Artinya, makanan itu sah dan boleh dimakan, kalau firman Tuhan memperbolehkannya.
Kalau firman Tuhan katakan boleh dimakan itu boleh dimakan. Tetapi kalau firman
Tuhan mengatakan itu tidak boleh dimakan, jangan pernah kita memakannya karena
itu bukan makanan, hindarkanlah. Dan segala jenis makanan (binatang yang
halal), sebelum kita memakannya harus terlebih dahulu dikuduskan oleh doa,
artinya kita harus terlebih dahulu berdoa sebelum memakannya.
Banyak orang yang mengaku pengikut
Tuhan, tetapi memakan semua binatang yang dia sukai. Mereka mengatakan, asalkan
sudah didoakan terlebih dahulu, maka semua binatang utu bisa dimakan. Ingatlah,
doa tidak dapat merubah binatang yang haram (bukan makanan) menjadi binatang
yang halal (makanan), walaupun binatang yang haram itu didoakan berjam-jam
lamanya, itu tidak akan pernah berubah menjadi halal; karena babi, anjing,
kucing, udang belut, lele dan segala jenis binatang haram lainnya tidak
dikuduskan oleh firman Tuhan sebagai makanan bagi manusia.
Kesimpulan:
1.
Melarang orang untuk kawin bukan ajaran
dari Allah
2. Makanan
yang diciptakan Allah tidak ada yang haram
3. Yang
boleh dimakan oleh umat Tuhan adalah makanan yang dikuduskan oleh firman Allah
dan doa
(Bersambung.....)
