Friday, May 3, 2013

" Makanan " Haram dan Halal dalam Alkitab ( Part 1 )


Betulkah  Allah Sang Khalik  telah menghalalkan babi dan binatang haram lainnya untuk dimakan oleh manusia ciptaan-Nya seperti yang sekarang diyakini oleh kebanyakan orang Kristen? 
 Kebanyakan Pendeta, Majelis, Diakon/Diakones/Presbyter/Penatua/Samas dan miliaran orang Kristen mengatakan babi sudah halal dimakan tetapi Alkitab mengatakan  bahwa babi dan binatang haram lainnya tetap haram! Pendapat yang mengatakan bahwa babi halal dimakan adalah pendapat yang sangat keliru dan bertentangan dengan firman Tuhan yang kekal dalam Alkitab.  Babi tetap haram sampai selama-lamanya karena babi tetap tidak memamah biak (Imamat 11:7). Firman Allah tetap kekal (tidak berubah) sampai selama-lamanya (Mazmur 89:35; Ulangan 4:2 dan Matius 5:17-19). Ingat, tidak semua orang Kristen makan daging babi dan daging binatang haram. Mereka yang tidak makan daging babi dan daging binatang haram lainnya lebih taat kepada perintah/Firman Allah daripada ajaran manusia yang menganggap babi dan binatang haram lainnya sudah halal. Apa rencana Allah bagi tubuh kita sehingga Dia melarang kita untuk makan daging binatang haram, seperti babi, dll?.

Hanya ada satu cara untuk mengetahui apa yang baik untuk tubuh yang rumit ini, yaitu dengan meminta petunjuk dari Pencipta sendiri. Hanya pembuatnyalah yang memiliki petunjuk pemakaian barang yang terbaik untuk produknya. Pembuat mobil selalu menyediakan petunjuk pemeliharaan mobil dalam manual booknya termasuk bahan bakar, suku cadang, dan pelumas yang harus digunakan supaya mobil tidak mudah rusak.

Pada saat Tuhan membuat tubuh anda dan saya, Ia juga membuat petunjuk pemakaian yang khusus termasuk bahan bakar (makanan yang tepat) dan pemeliharaannya (Crews 2006, hlm 13). Seorang ahli nutrisi makanan ternak tahu bagaimana formulasi makanan yang tepat agar seekor ternak dapat tumbuh sehat. Apalagi Allah, Dia lebih tahu makanan apa yang baik bagi manusia karena manusia adalah ciptaan-Nya sehingga Dia peduli akan makanan yang kita makan agar kita tumbuh sehat dan tidak berpenyakit dan bahkan agar  kita kudus (Imamat 11:44,45; I Petrus 1:16). Rasul Paulus berkata: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu” (I Korintus 3:16-17). Karena kita adalah bait Allah, maka kita harus menjaganya agar tidak dinajiskan oleh daging binatang haram (unclean animal, Alkitab Bahasa Inggris KJV, CEV, TEV) atau binatang yang tidak bersih atau kotor seperti  babi, kelinci, unta, burung unta, marmot, ikan patin. Ikan lele, belut, udang, burung hantu, bangau, tikus, ular, dll. Selain itu kita juga harus menjaga tubuh kita dari pemakaian bahan-bahan yang membahayakan kesehatan seperti narkoba, minuman keras (alkohol) seperti Sopi, Laru, Moke, Minuman Keras Cap Tikus, bir, sirih pinang, rokok lainnya, dll.

Allah melarang kita makan daging babi (Imamat 11:7) karena babi tidak memamah biak. Sampai sekarang babi tetap tidak memamah biak. Jika Allah mengubah firman-Nya untuk menghalalkan daging babi sedangkan babi masih memamah biak sampai saat ini, itu berarti Allah berdusta dengan firman-Nya. Jika Allah telah menghalalkan babi untuk dimakan maka tentunya Dia akan mengubah babi menjadi seekor binatang yang memamah biak seperti halnya dengan domba, kambing, kerbau, lembu, sapi,dll sehingga kita sebagai umat-Nya tidak akan ragu-ragu memakan binatang-binatang itu. Tetapi Allah tidak akan melakukannya.Mengapa? Karena perintah melarang makan binatang haram diucapkan langsung oleh Allah kepada Musa dan Harun untuk diteruskan kepada umat Israel dan semua manusia (Imamat 11:1,2). Apa yang keluar darin bibir Allah tidak akan diubah-Nya (Mazmur 89:35 dan Ulangan 4:2). Kalau kita bertanya kepada seorang ahli peternakan atau seorang dokter hewan atau kita mengamati sendiri apakah babi memamah biak sekarang atau tidak, tentu kita akan melihat kenyataan bahwa sampai sekarang babi tidak memamah biak. Allah tidak mungkin  berdusta dengan menghalalkan babi untuk dimakan padahal alasan babi haram tidak dirubah-Nya.

Manusia termasuk para pendeta, majelis dan para pemimpin agama lainnya bisa saja keliru memahami firman Tuhan sehingga mereka melenceng dari kebenaran (Firman Tuhan) dan ada kemungkinan mereka keliru mengajarkan firman Tuhan tentang binatang yang haram dan halal kepada umat/jemaat. Ingat, Akitab tidak akan pernah keliru karena berisi Firman Tuhan tetapi manusia termasuk pemimpin agama bisa keliru memahami firman Tuhan. Contoh, para ahli Taurat pada zaman Tuhan Yesus sering mengutamakan tradisi/adat isitiadat daripada perintah Allah (Markus 7:7-9). Kebanyakan para ahli Alkitab sekarang pun tidak ubahnya seperti ahli Taurat yang mengabaikan perintah Tuhan demi memuaskan hati mereka. Misalnya, Allah melarang umat-Nya makan daging binatang haram seperti babi, dll tetapi mereka mengajar umat dengan berbagai dalih dan alasan sehingga perintah Allah khususnya yang mengatur binatang yang haram dan halal telah diabaikan oleh banyak umat Kristen. Dengan demikian umat menjadi berdosa karena mendapat ajaran yang salah.

Pendeta Yohanes V. Doloksaribu, S.Th, MA  adalah salah seorang  yang  konsisten pada firman Tuhan dalam  Alkitab dan tidak mempertentangkan ayat-ayat dalam Alkitab dari Kejadian (PL) sampai kitab Wahyu (PB) menjelaskan kepada kita tentang ayat-ayat yang telah disalahmengerti oleh mayoritas umat Kristen dan pembaca Alkitab lainnya di seluruh dunia yang menganggap bahwa perintah Allah tentang larangan memakan daging binatang haram (unclean animal) seperti babi, dll sudah tidak berlaku lagi sekarang. Berikut ini adalah ayat-ayat firman Allah dalam Alkitab khususnya dalam Perjanjian Baru yang disalahmengerti umat Kristen untuk makan daging binatang haram seperti babi, dll:
 1 Timotius 4:4
“Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur.”

Sepintas, sepertinya ayat ini menguatkan pendapat sebagian orang yang mengatakan, “segala sesuatu dapat dimakan karena tidak ada yang haram.” Sering pelajar Alkitab dibingungkan oleh ayat ini tetapi oleh tuntunan Roh Kudus, pelajar Alkitab yang sungguh-sungguh akan mengerti segala maksud Tuhan bagi umat-Nya
Manakala kita membaca tulisan-tulisan dari hamba Tuhan rasul Paulus, kita sangat perlu merenungkan sejenak apa yang dikatakan oleh rasul Petrus dalam suratnya, 2 Petrus 3:16, “... dalam surat-suratnya (rasul Paulus) itu, ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan bagi mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.”
Rasul Petrus, seorang rasul yang besar, ketika dia membaca tulisan-tulisan Paulus, mengatakan bahwa, “ ada hal-hal yang sukar dipahami”. Oleh sebab itu, marilah kita memohon kuasa Roh Kudus, hikmat dari Tuhan, agar kita dimampukan untuk mengerti hal-hal yang sukar dipahami tersebut.
Dalam mempelajari Alkitab, kita tidak boleh membahas satu ayat saja tanpa menghubungkannya dengan ayat-ayat yang lain. Dengan kata lain, biarlah Alkitab itu yang menerangkan dirinya sendiri (Alkitab itu sendiri). Karena ayat-ayat di dalam Alkitab saling berkaitan dan saling mendukung. Tidak ada yang saling bertentangan.
Mari kita mulai membacanya dari ayat yang pertama (1 Timotius 4:1, “ Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.” Apakah ajaran penyesat dan ajaran setan-setan tersebut? Mari kita lanjutkan pada ayatnya yang ketiga, “Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.”
Ajarannya adalah:
1.    Mereka melarang orang kawin
2.    Mereka melarang orang memakan makanan yang diciptakan Allah

Ada sebagian ajaran keagamaan yang mengharuskan pemimpin agamanya untuk tidak kawin. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa, “Tidak baik jika manusia itu seorang sendiri saja”, Allah memberi perintah agar manusia itu kawin dan “beranak cuculah dan bertambah banyak” (Kejadian 1: 28). Dengan demikian ajaran yang melarang orang untuk kawin adalah bertentangan dengan ajaran Alkitab.
Kita lanjutkan membaca ayat yang ketiga “Melarang orang memakan makanan yang diciptakan Allah.” Kita perlu mengetahui dengan jelas mengenai “ MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH. Kalimat ini diterjemahkan dari bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru, yaitu bahasa Yunani, dari kata broomátoon1, yang berarti semua makanan yang diciptakan Allah. Makanan yang diciptakan Allah, apakah itu?
Ada tiga kelas makanan manusia.
1.    Kelas pertama adalah buah-buahan dan biji-bijian
(Kejadian 1:29, “berfirmanlah Allah: ’lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah yang menjadi makananmu.’” Ini adalah makanan kelas pertama, kelas utama dari makanan yang diciptakan Allah untuk dikonsumsi oleh manusia. Makanan manusia waktu di Taman Eden sebelum jatuh ke dalam dosa adalah buah-buahan dan  biji-bijian.
2.    Kelas kedua adalah tumbuh-tumbuhan dan sayur-sayuran
Kejadian 3:18, “semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makanan bagimu.” Tumbuh-tumbuhan dan sayur-sayuran adalah sebagai tambahan makanan setelah manusia jatuh ke dalam dosa.
3.    Kelas ketiga adalah daging
Kejadian 9:3, “ segala yang bergerak yang hidup akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. Ini adalah makanan kelas ketiga yaitu daging  yang diizinkan Allah untuk dimakan setelah air bah karena tidak ada lagi tumbuh-tumbuhan.

Makanan manusia berubah dari yang tidak bergerak (tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bijian) menjadi yang bergerak (binatang-binatang). Mengenai sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bijian, tidak dipersoalkan apakah itu bisa dimakan atau tidak bisa dimakan. Tetapi mengenai binatang, sangat banyak diperbincangkan orang. Yang sangat penting kita tanyakan adalah, “apakah semua binatang itu adalah “ makanan yang diciptakan Allah” apakah semua binatang itu diizinkan Allah untuk dimakan?”
Tidak semua buah-buahan dan biji-bijian itu menjadi makanan,  demikian juga halnya dengan tumbuh-tumbuhan. Manusia mencoba terlebih dahulu, kalau enak mereka akan memakannya; tetapi kalau tidak enak, maka mereka tidak akan memakannya lagi. Tetapi mengenai binatang, ada peraturannya; karena Tuhan telah memberikan ketentuan yang sangat jelas tentang hal itu.
Mari kita membacanya dalam Kitab Imamat 11 dan Ulangan 14 . Di dalam kedua pasal tersebut dijelaskan mana binatang yang boleh dimakan (makanan) dan mana yang tidak boleh dimakan (bukan makanan). Dalam Imamat 11:2 dikatakan, “inilah binatang yang boleh kamu makan” sedangkan dalam Imamat 11:4 dikatakan, “inilah binatang yang tidak boleh kamu makan.” Makanan yang diciptakan Allah selalu diawali dengan kalimat “inilah binatang yang boleh kamu makan.”Sedangkan yang diawali dengan kalimat, “inilah binatang yang tidak boleh kamu makan, “ bukan makanan. Jadi dari semua binatang yang diciptakan Allah ada yang menjadi makanan dan ada yang bukan makanan. Untuk lebih jelasnya mari kita buat pengelompokannya agar kita lebih mengerti tentang hal ini. Makanan yang boleh dimakan adalah makanan yang diciptakan Allah, ini adalah binatang yang halal. Sedangkan binatang yang kepadanya Allah mengatakan untuk tidak boleh dimakan adalah bukan makanan dan ini tergolong binatang yang haram.
1.    Binatang berkaki empat (Imamat 11:2-8)
11:2   Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi.
11:3   Setiap binatang yang berkuku belah yaitu yang kukunya bersela panjang dan yang memamah biak boleh kamu makan
11:4 tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku  belah; haram itu bagimu
11:5 Juga pelanduk karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
11:6 Juga kelinci, karena memang memamah biak tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
11:7 demikian juga babi hutan karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu
11:8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh;  haram semuanya itu bagimu.

            Binatang yang boleh dimakan (halal) dari jenis berkaki empat, yaitu yang berkuku belah dan memamah biak (ayat 3). Kalau binatang itu hanya memenuhi salah satu dari dua syarat tersebut, maka binatang itu tidak halal, melainkan haram. Contoh binatang yang halal: sapi, kerbau, kambing, rusa, dan sebagainya.
Contoh binatang yang haram:
v  Unta, memamah biak tetapi tidak berkuku belah
v  Pelanduk, memamah biak tapi tidak berkuku belah
v  Anjing, berkuku belah tapi tidak memamah biak
v  Khusus mengenai babi dan tikus serta binatang haram lainnya, dengarkanlah firman Tuhan yang tertulis di dalam Yesaya 66:15-17
Ayat 15. “ Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
Ayat 16. “Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.
Ayat 17. “Mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN.” 
            Alkitab menasehatkan kita agar tidak memakan semua binatang haram (yang bukan makanan) termasuk babi dan tikus, jangan pernah mencoba untuk memakannya dan kalau kita sudah terlanjur memakannya maka setelah mendengar firman Tuhan pada saat ini, hendaklah kita meninggalkan kebiasaan kita tersebut. Dengarlah firman Tuhan tentang binatang yang haram yang tidak boleh kita makan. 
2.    Binatang yang hidup di dalam air (Imamat 11:9-12)
11:9 Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air: segala yang bersirip dan bersisik di dalam air, di dalam lautan, dan di dalam sungai, itulah semuanya yang boleh kamu makan.
11:10 Tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik di dalam lautan dan di dalam sungai, dari segala yang berkeriapan di dalam air dan dari segala makhluk hidup yang ada di dalam air, semuanya itu kejijikan bagimu.
11:11 Sesungguhnya haruslah semuanya itu kejijikan bagimu; dagingnya janganlah kamu makan, dan bangkainya haruslah kamu jijikkan.
11:12 Segala yang tidak bersirip dan tidak bersisik di dalam air, adalah kejijikan bagimu.
           Allah berfirman bahwa dari  segala binatang yang hidup di dalam air, hanya yang bersirip dan bersisik (ayat 9) sajalah yang boleh kamu makan. Karena binatang yang bersirip dan bersisik itu sajalah yang halal, selebihnya haram, tidak boleh dimakan. Apa-apa saja binatang yang halal dan haram tersebut?
Binatang yang halal: ikan mas, ikan mujair, ikan gabus, ikan tongkol, dan sebagainya.
Binatang yang haram:
v Udang, bersisik tapi tidak bersirip
v Ikan patin, bersirip tetapi tidak bersisik
v Kepiting
v Cumi-cumi
v Ikan lele
v Belut, dsb 
3.    Unggas (Imamat 11:13-23)
11:13 Inilah yang harus kamu jijikkan dari burung-burung, janganlah dimakan, karena semuanya itu adalah kejijikan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut;
11:14 elang merah dan elang hitam menurut jenisnya;
11:15 setiap burung gagak menurut jenisnya;
11:16 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya;
11:17 burung pungguk, burung dendang air dan burung hantu besar;
11:18 burung hantu putih, burung undan, burung ering;
11:19 burung ranggung, bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar.
11:20 Segala binatang yang merayap dan bersayap dan berjalan dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu.
11:21 Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di atas tanah.
11:22 Inilah yang boleh kamu makan dari antaranya: belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-belalang padi menurut jenisnya.
11:23 Selainnya segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berkaki empat adalah kejijikan bagimu.         
            Apakah semua unggas dapat dimakan? Tentu saja tidak. Kita tidak boleh memakan segala jenis unggas, karena ada unggas yang halal, juga ada unggas yang haram. Ciri-ciri dari unggas yang halal, yang boleh dimakan adalah “mempunyai paha” di  sebelah atas kakinya” (ayat 21). Jadi yang memiliki paha boleh kita makan karena itu halal; sedangkan yang tidak memiliki paha tidak boleh dimakan, karena itu haram.
Unggas yang halal: ayam, bebek, entok, merpati, dan sebagainya.
Unggas yang haram: bangau, burung hantu, elang, dan sebagainya

4.    Binatang merayap
            Imamat 11:23, “Selainnya segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berkaki empat adalah kejijikan bagimu.” Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa segala binatang yang merayap adalah kejijikan (haram) bagi manusia.
Contoh:
Ular, komodo, cecak, kadal, biawak, dsb
Sekarang kita sudah mengetahui  dengan jelas bahwa tidak ada makanan yang diciptakan Allah itu yang haram, karena yang haram itu bukan makanan yang diciptakan Allah untuk dikonsumsi oleh manusia. Dan kita juga dapat mengerti dengan jelas, mengapa rasul Paulus menulis dalam 1 Timotius 4:4,  karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram jika diterima dengan ucapan syukur,”
Ayat keempat ini adalah sambungan dari ayat yang ketiga, yang membicarakan tentang makanan yang diciptakan Allah.

            Rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH ITU TIDAK ADA YANG HARAM. Dalam ayat ini, rasul Paulus ingin memberitahukan sesuatu yang akan datang, bila itu pada hari-hari terakhir (ayat 1), agar umat Tuhan mewaspadainya. Jadi, jika ada ajaran yang melarang kita untuk memakan makanan yang diciptakan Allah (contoh: sapi tidak boleh dimakan karena keramat, atau tidak boleh memakan daging pada hari-hari tertentu karena itu adalah tantangan dari daging tersebut atau ada lagi di suatu daerah yang melarang orang untuk memakan satu jenis ikan  yang dianggap keramat” ingatlah bahwa itu adalah ajaran sesat, ajaran yang tidak berasal dari Alkitab karena rasul Paulus telah terlebih dahulu memperingatkan tentang hal itu. Di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan di sebuah telaga di Tilanga hidup sejenis ikan yang mereka sebut masapi. Ikan itu kepalanya mirip ular, tapi badannya mirip ikan gabus. Panjang normalnya adalah 75 cm sampai 1 meter. Tapi induk ikannya, atau rajanya,  lebih dari satu meter dan diameter tubuhnya hampir sebesar paha manusia dewasa. Mereka mengatakan bahwa itu adalah ikan keramat, ikan tetesan dewa. Jangan pernah menangkapnya apalagi memakannya. Ini juga adalah ajaran sesat yang rasul Paulus telah nasehatkan sebelumnya. Selagi binatang itu halal itu diciptakan Allah untuk menjadi makanan. Mari kita baca ayat selanjutnya (ayat 5) “sebab semuanya itu dikuduskan oleh Firman Allah dan oleh doa.” Untuk lebih lengkapnya mari kita baca mulai dari ayat 4, “karena semua yang diciptakan Allah (makanan yang diciptakan Allah, binatang yang halal) itu baik suatupun tidak ada yang haram jika diterima dengan ucapan syukur sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa”.
Semua makanan yang dimakan oleh umat Tuhan harus dikuduskan oleh firman dan oleh doa. Artinya, makanan itu sah dan boleh dimakan, kalau firman Tuhan memperbolehkannya. Kalau firman Tuhan katakan boleh dimakan itu boleh dimakan. Tetapi kalau firman Tuhan mengatakan itu tidak boleh dimakan, jangan pernah kita memakannya karena itu bukan makanan, hindarkanlah. Dan segala jenis makanan (binatang yang halal), sebelum kita memakannya harus terlebih dahulu dikuduskan oleh doa, artinya kita harus terlebih dahulu berdoa sebelum memakannya.
            Banyak orang yang mengaku pengikut Tuhan, tetapi memakan semua binatang yang dia sukai. Mereka mengatakan, asalkan sudah didoakan terlebih dahulu, maka semua binatang utu bisa dimakan. Ingatlah, doa tidak dapat merubah binatang yang haram (bukan makanan) menjadi binatang yang halal (makanan), walaupun binatang yang haram itu didoakan berjam-jam lamanya, itu tidak akan pernah berubah menjadi halal; karena babi, anjing, kucing, udang belut, lele dan segala jenis binatang haram lainnya tidak dikuduskan oleh firman Tuhan sebagai makanan bagi manusia.
Kesimpulan:
1.      Melarang orang untuk kawin bukan ajaran dari Allah
2.      Makanan yang diciptakan Allah tidak ada yang haram
3.      Yang boleh dimakan oleh umat Tuhan adalah makanan yang dikuduskan oleh firman Allah dan doa 

                                  (Bersambung.....)